Post-Holiday Blues: saat Momen Pasca Liburan Terasa Menyeramkan

Liburan adalah salah satu aktivitas yang paling dinantikan mayoritas orang. Pasti senang sekali ya rasanya jika kamu punya waktu dan bujet yang memadai untuk menjauh sejenak dari rutinitas harian. Liburan ke luar kota atau luar negeri akan memberikan pengalaman baru yang seru dan tak terlupakan.

Sekarang, merencanakan realisasi liburan makin mudah sejak ada Traveloka. Kamu bebas memesan tiket pesawat dari berbagai maskapai penerbangan, seperti Citilink, Lion Air, Garuda Indonesia, Air Asia, dan lainnya. Tak hanya tiket pesawat, Traveloka juga menyediakan beragam akomodasi lainnya seperti penginapan, paket tour, hingga aneka moda transportasi umum. Kamu bisa tetap berhemat sekaligus bersenang-senang bila mengandalkan Traveloka sebagai solusi liburanmu.

Meskipun menyenangkan, tak jarang masa setelah liburan menimbulkan perasaan kecemasan tertentu. Kalau kamu termasuk orang yang sering gelisah usai berlibur, mungkin saja kamu mengalami post-holiday blues. Yuk, cari tahu info lengkap seputar post-holiday blues supaya bisa mengatasinya secara efektif!

Apa yang Dimaksud dengan Post-Holiday Blues?

Post-holiday blues (lebih populer dengan sebutan holiday blues) adalah perasaan sedih atau suasana hati bernuansa negatif lainnya yang muncul ketika liburan berakhir. Pada tahap yang ringan, sebenarnya holiday blues memang lazim dialami sebagian besar orang. Namun, kamu tetap harus waspada jika perasaan negatif tersebut terjadi terus-menerus hingga mengganggu kondisi fisik, psikis, dan produktivitas.

Setiap orang mengalami gejala sindrom pasca liburan yang berbeda-beda. Kendati demikian, beberapa gejala umum yang kerap dialami pengidap holiday blues, antara lain:

  • Sedih ketika liburan sudah berakhir.
  • Gampang mengalami perubahan suasana hati.
  • Mudah kelelahan.
  • Sulit tidur (insomnia).
  • Rasa percaya diri menurun.
  • Merasa kebingungan, sering melamun, dan kehilangan motivasi ketika harus beraktivitas.
  • Malas dan bad mood ketika harus kembali ke rutinitas harian.

Mengenal Berbagai Penyebab Holiday Blues

Penyebab holiday blues yang dialami setiap orang tentu berbeda-beda. Namun, secara garis besar sindrom pasca liburan tersebut biasanya disebabkan beberapa hal berikut ini:

  • Perasaan belum puas berlibur.
  • Rutinitas harian terlalu melelahkan dan menyita waktu sehingga memicu stres.
  • Beban kerja berlebihan sewaktu baru kembali ke rutinitas harian. 
  • Kestabilan finansial terganggu pasca liburan karena perencanaannya kurang matang.
  • Tidak punya waktu istirahat yang cukup pasca berlibur.
  • Harus segera membereskan rumah dan urusan lainnya sepulang liburan.

Cara Efektif Mengatasi Holiday Blues

Momen liburan yang menyenangkan tentu menyisakan pengalaman tak terlupakan yang bikin kamu ketagihan. Namun, bukan berarti kamu boleh larut dalam suasana liburan hingga mengabaikan rutinitas dan bersikap kurang profesional. Atasi masalah holiday blues dengan melakukan beberapa cara berikut ini:

  • Membereskan pekerjaan sebelum berlibur: hal pertama yang patut dilakukan untuk melindungi diri sendiri dari risiko holiday blues yaitu membereskan pekerjaan sebelum berlibur. Bahkan, alangkah lebih baik jika kamu juga menyelesaikan pekerjaan yang tenggat waktunya beberapa saat setelah kamu pulang berlibur. Cara sederhana ini membuatmu tak kerepotan mengatasi pekerjaan menumpuk pasca liburan.
  • Mengajukan cuti pasca liburan: jangan ragu mengajukan cuti pasca liburan selama minimal 2 hari jika jatah cutimu memungkinkan. Sehingga kamu tidak harus langsung kembali bekerja setelah liburan. Gunakan sisa cutimu untuk beristirahat sejenak di rumah dan menyelesaikan urusan rumah tangga sebelum kembali produktif.
  • Membagikan oleh-oleh yang kamu bawa: jika masih belum bisa move on dari euforia liburan, kamu dapat menyiasatinya dengan membagikan oleh-oleh. Jangan ragu meluangkan waktu berbagi cerita menarik seputar liburan kepada orang-orang terdekat, misalnya keluarga, sahabat, atau tetangga. Melihat orang terdekat bahagia ketika menerima oleh-oleh pasti bikin kamu ikut merasa senang dan lebih rileks.
  • Melakukan hal-hal yang kamu rindukan selama berlibur: biasanya ada banyak hal yang membuatmu jadi rindu dengan tempat tinggal setelah berlibur. Misalnya, rindu dengan masakan rumahan, kangen dengan sahabat dan tetangga, atau ingin kembali berolahraga seperti biasa. Jadikan hal-hal sederhana tersebut sebagai alasan untuk kembali bersemangat saat menekuni rutinitas harian. Ingatlah bahwa hal-hal tersebut tidak bisa kamu temukan di tempat berlibur.
  • Menekuni hobi untuk mengurangi risiko stres: liburan yang super seru hendaknya tak boleh membuatmu lupa dengan hobimu. Jadi, berusahalah menyisihkan waktu untuk menekuni hobi sepulang liburan. Hobi akan membuatmu merasa rileks dan bahagia sehingga terhindar dari risiko stres maupun depresi. 
  • Merencanakan liburan berikutnya: jangan sedih berlebihan karena liburan sudah berakhir. Momen menakjubkan selama liburan bisa dirasakan kembali kalau kamu punya kesempatan liburan berikutnya. Jadi, usahakan merencanakan liburan berikutnya sambil mengumpulkan bujet sehingga kamu bersemangat kembali ke aktivitas semula.

Bila masalah holiday blues terus berlanjut hingga mengganggu produktivitasmu, jangan ragu berkonsultasi dengan psikolog. Sebab liburan harus membuatmu kembali bersemangat, bukan malah membuatmu menjadi pribadi yang malas dan kehilangan semangat hidup.

Sudahkah kamu merencanakan destinasi liburanmu selanjutnya?

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *